Senin siang itu, ketika kami berada di sebuah lounge (ruang
tunggu) di Bandara Adisutjipto Yogyakarta bersama Syaikh Abdurrozaq menunggu
kedatangan pesawat yang akan membawa kami ke Pekanbaru. Di lounge tersebut,secara
tak sengaja kami pun berjumpa dengan 2 orang ikhwan asal Pekanbaru yang juga
baru mengikuti kajian Syaikh di Masjid Kampus UGM dan Islamic Center BinBaz.
عن أبي كبشة الأنماري قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مثل هذه الأمة مثل أربعة نفر رجل آتاه الله مالا وعلما فهو يعمل به في ماله فينفقه في حقه ورجل آتاه الله علما ولم يؤته مالا فهو يقول لو كان لي مثل ما لهذاعملت فيه مثل الذي يعمل قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم فهما في الأجر سواء ورجل آتاه الله مالا ولم يؤته علما فهو يخبطفيه ينفقه في غير حقه ورجل لم يؤته الله مالا ولا علما فهو يقول لو كان لي مال مثل هذا عملت فيه مثلالذي يعمل قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم فهما في الوزر سواء
Dari Abu Kabsyah al Anmari berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda
“Permisalan umat ini seperti empat kelompok”
(perhatikan, kata Syaikh –dan selanjutnya perkataan Syaikh di tengah
hadits ini akan diberi tanda kurung)
“Seorang yang Allah berikan harta dan ilmu, maka dia beramal dengannya (yaitu
dengan ilmunya) terhadap hartanya, dia infakkan hartanya sesuai dengan
kewajibannya (dia infakkan untuk kebaikan, untuk dakwah,membangun
sekolah, zakat dan
lain-lain)” (ini golongan pertama)
“Dan seorang, yang Allah berikan ilmu, tapi tidak Allah
berikan harta, dia berkata Anda aku punya sesuatu (yaitu harta) seperti
dia (yaitu kelompok pertama), niscaya aku akan berbuat seperti
yang dia perbuat (yaitu berinfak di jalan kebenaran)” (perhatikan perkataan
Rasulullah tentang 2 kelompok ini)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengatakan, maka mereka berdua mendapatkan pahala yang sama”
(perhatikan yang selanjutnya)
“Dan seorang yang Allah berikan harta, namun tidak Allah
berikan ilmu, dia menghabiskan hartanya dan dia keluarkan hartanya pada tempat
yang bukan haknya” (yaitu dia gunakan untuk sesuatu yang haram)
“Dan seorang yang Allah tidak berikan harta dantidak pula
ilmu, dan dia mengatakan, seandainya punya harta seperti dia (yakni
golonga yang ketiga, punya harta tapi tak punya ilmu), niscaya aku akan
berbuat seperti orang itu” (yaitu dia akan menyia-nyiakan harta dalam
perbuatan haram seperti orang yang ke-3)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, maka
mereka berdua mendapatkan dosa yang sama” (HR Ahmad)
Kemudian Syaikh mengatakan, “Subhanallah, seandainya
orang-orang fakir dan mereka yang belum memiliki harta mengetahui hadits ini,
niscaya mereka akan senang karena bisa mendapatkan pehala yang sama dengan mereka
yang memiliki harta. Juga akan tumbuh semangat pada mereka untuk senantiasa
berbuat baik”
“Dan orang yang kedua dan ketiga, yang mendapatkan dosa yang
sama, apa yang membuat mereka demikian padahal kondisinya berbeda? Niatnya.
Mereka sama-sama memiliki tekad untuk berbuat jahat, berbuat maksiat dan
berbuat yang haram, maka mereka mendapatkan dosa yang sama”
Kemudian kami sempat bertanya, “Wahai Syaikh, apakah benar-benar
sama, padahal yang satu melakukan, sedangkan yang satu tidak melakukan?”.
Syaikh menjawab, “begitulah yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam katakan”.
Kemudian Syaikh melanjutkan, “Maka sampaikan hadits ini kepada
orang-orang utamanya orang-orang fakir dan tidak punya banyak harta agar mereka
senang dan agar mereka senantiasa memiliki semangat berbuat baik sehingga
mereka mendapatkan pahala yang sama dengan orang-orang yang punya harta”.
“Dan apabila engkau menyampaikannya, maka ‘man dalla
‘alasyai’in kafaa’ilihi’, ‘siapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan,
maka dia seperti orang yang melakukan kebaikan tersebut’. Subhaanallah, betapa
banyak pahala yang engkau dapatkan karena apabila mereka melakukannya, engkau
pun akan dapatkan pahalanya. Subhaanallah, rahmat dan karunia Allah itu
sangatlah besar dan sangat luas”
Dan Hadits Ini Langsung Terpraktekkan
Di akhir Syaikh berbicara (waktu itu sekitar pukul 12.30),
tiba-tiba kami mendengar pengumuman bahwa pesawat yang rencananya akan membawa
kami ke Pekanbaru pukul 13.00 diundur dan pesawat baru akan sampai di Jogja pukul 17.30 dan take-off ke
Pekanbaru pukul 18.00. Dengan demikian perkiraan sampai di Pekanbaru pukul
20.00 dan perjalanan dari Bandara Pekanbaru ke tempat kajian Syaikh kira-kira
1,5 jam atau Syaikh akan tiba di Masjid tempat beliau mengisi (Islamic Center
Bangkinang) kira-kira pukul 21.30, padahal dalam pengumuman beliau akan mengisi
Ba’da Maghrib. Kami pun panik, sudah tidak konsen lagi mendengar penjelasan
Syaikh tentang hadits ini.
Kami melihat Ust Muhammad Wujud yang juga mendampingi perjalanan
tersebut, keluar dari lounge untuk konfirmasi ke loket. Tak berapa lama beliau
menelepon kami dan meminta kami untuk ke loket, kami pun meminta izin kepada
Syaikh. Di loket, ternyata masalahnya adalah cuaca buruk di Pekanbaru dan
pesawat harus diganti, sehingga tidak ada jalan lain kecuali hanya itu,
berangkat pukul 18.00.
Akhirnya bersama 2 ikhwan Pekanbaru tersebut, kami mencoba
mencari alternatif lain, yang penting Syaikh bisa hadir di Masjid untuk mengisi
kajian di sana, walaupun kajian diundur
Ba’da Isya. Akhirnya, Syaikh, putra beliau Yahya, dan Ust Muhammad Wujud
berangkat lebih dulu dengan menggunakan maskapai Garuda yang akan take off
pukul 2 siang dan akan sampai di Pekanbaru pukul 17.40. Alhamdulillah kami
lega. Kami sendiri, Ust Sigit Abu Hatim (sahabat kami yang saat ini bekerja
dengan Syaikh dan mendampingi beliau selama di Indonesia) serta 2 orang ikhwan
Pekanbaru, tetap menunggu penerbangan kami pukul 18.00 (yang akhirnya baru take
off pukul 19.00 dan sampai di Pekanbaru pukul 21.00).
Namun belakangan, kami mendapatkan informasi dari Ust Muhammad
Wujud, bahwa harga tiket Garuda tersebut Rp 3.000.000,- (tiga jutarupiah) per
orang, artinya total untuk penerbangan itu Rp 9.000.000,- (sembilan juta rupiah)
padahal tiket pesawat sebelumnya hanya Rp 800.000,-. Yang membayar? Ikhwan dari
Pekanbaru yang bertemu dengan kami itu. Subhaanallah, alhamdulillah
kami bertemu mereka, sebab kami dan Ust Muhammad Wujud tidak membawa uang
sebanyak itu.
Dan subhaanallah, hadits yang dibaca oleh Syaikh
langsung tergambar dengan nyata, ada orang yang Allah beri harta dan ilmu, dia
keluarkan hartanya di jalan Allah, untuk membantu dakwah demi tersebarnya ilmu. Kepada ikhwan tersebut kami
ucapkan jazaakumullahu khairan, semoga Allah membalas dengan
kebaikan yang banyak, dan semoga pula tercurah pahala setiap orang yang
mengikuti kajian Syaikh
di Bangkinang dan Pekanbaru (baik yang datang langsung maupun mendengarkan via
radio dan media lain).
*nama kedua ikhwan ini tidak kami sebutkan, kalau ada yang tahu,
minta tolong disampaikan ucapan terima kasih kami
Penulis:AmrullahAkadhinta,ST.
Artikel Muslim.Or.Id
Dari artikel 'Pentingnya Niat Dalam Beramal (Potret Perjalanan Singkat Bersama Syaikh Abdurazaq) — Muslim.Or.Id'
Artikel Muslim.Or.Id
Dari artikel 'Pentingnya Niat Dalam Beramal (Potret Perjalanan Singkat Bersama Syaikh Abdurazaq) — Muslim.Or.Id'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar